Skip to main content

Bintang Ramadan




Pisang Ijo menjelma menjadi sosok takjil yang begitu istimewa di tiap ramadan. Rasa dan aromanya, warna dan kenikmatan yang tunduk dalam kuasa sebuah Pisang Ijo menjadikannya sosok makanan yg memiliki tempat Istimewa bagi anak kampung sepertiku.

Rasanya yang khas dan aromanya yang menggoda, membuat Pisang Ijo menjadi primadona. Warna hijau adonan dan kuning pisang di dalamnya, serta merah merona sirup DHT-nya merupakan perwakilan dari kesegaran dan kebahagiaan.

25 tahun lalu ketika kampung kami masih merupakan kampung dalam artian sebenarnya. Ketika panganan modern yang resepnya menjamur di jagat maya belum hadir. Pisang Ijo selalu menempati posisi istimewa di daftar menu berbuka keluarga di kampung.

Penjual pisang Ijo musiman juga bertambah seiring meningkatnya permintaan pasar. Mereka Yang tadinya hanya menjual Kue Putu, kini beralih jadi penjual Pisang Ijo. Sepupu jauh saya yang sebelas bulan lamanya berjualan Ubi Goreng, penggorengannya dia gantung dan beralih menjual pisang Ijo.

Pisang Ijo menjadi semacam bintang utama setiap waktu berbuka di kampung kami waktu itu. Mungkin karena ajaran bahwa Kurma adalah menu berbuka paling dianjurkan belum sampai di kampung kami saat itu.

Bagi kami, Pisang Ijo bukan sekadar hidangan, tapi simbol kemeriahan Ramadan. Dan mewakili semua legenda cita rasa kue dari bahan utama pisang.

Keistimewaan Pisang Ijo sebagai menu berbuka bertahan begitu lama di benak kami. Hingga akhirnya warung-warung meruntuhkan keistimewaan itu. Mereka menjadikan Pisang Ijo sebagai menu biasa yang bisa kita beli kapan saja.

Pisang Ijo mungkin tak lagi menjadi sosok istimewa di bulan Ramadan tetapi ia akan tetap dinantikan. Rasanya yang khas akan tetap menjadi pelengkap momen melepas dahaga puasa dan mengganjal perut sebelum dihantam hidangan berat.

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...