Skip to main content

Aku Seorang Bupati

Bupati Takalar baru saja dilantik, belum cukup seminggu. Jumat (22/12) adalah saat bersejarah bagi kabupaten Takalar. Bapak Syamsari Kitta didaulat sebagai orang nomor wahid di kabupaten berpenduduk lebih dua ratus ribuan jiwa itu.

Di media online, Pak Bupati dan wakilnya menjalani hari pertama mereka bertugas dengan menjalankan ibadah sholat Jumat bersama ratusan jemaah di masjid Agung Takalar. Setelah sholat, beliau menyampaikan pesan agar para abdinya nanti senantiasa memakmurkan masjid.

Besoknya, Bupati secara resmi melakukan tugasnya. Sabtu (23/12) memimpin upacara dalam sebuah forum yang dihadiri ratusan guru sekabupaten itu. Tak menunggu lama, setelah forum itu selesai, Bupati dan Wakilnya terlihat meninjau selokan yang tersumbat sekaligus membersihkannya.

Walaupun sebenarnya menjadi seorang nomor satu sekabupaten itu bukanlah perkarah yang remeh. Melihat kegiatan Bupati di hari pertama ia bertugas membuat saya berkhayal. Momen hari pertama tentulah tak akan pernah dilupakan. Membayangkan apa yang mesti saya lakukan diawal-awal pemerintahan seandainya saya seorang Bupati.

Jika kita berbicara lingkup kabupaten Takalar, sedikit banyak pastilah saya tahu. Sebagai warga Takalar, selain merasakan sendiri, saya juga rutin memantau fakta Takalar dalam data. Badan Pusat Statistik (BPS) rutin menerbitkan dokumen itu melalui websitenya. Meskipun jujur, saya masih kurang percaya dengan beberapa data yang dirilis oleh BPS kabupaten Takalar dalam kurung lima tahun ini.

Untuk melihat kabupaten Takalar secara menyeluruh, selain melihatnya secara langsung tentulah kita membutuhkan yang namanya parameter matematis. Bupati dan wakilnya akan kewalahan jika ingin melihat seluruh wilayah pemerintahannya dengan berkunjung langsung. Untuk bisa melihat Takalar secara luas maka perlu membaca data.


Basis Data

Bukan rahasia lagi meskipun masih banyak yang belum mengerti tentang peran sebuah data. Kebijakan dan kegiatan yang dilakukan berdasarkan telaah data tentulah akan menjadi efektif. Tersedianya basis data tentang gambaran sebuah daerah bisa membantu pemegang kebijakan untuk menyusun strategi pembanganan yang akan diterapkan.

Apakah selama ini pemerintah kabupaten Takalar tidak memiliki data? jawbannya pasti punya. Tetapi apakah itu akurat dan bisa dipertanggung jawabkan, hal itu perlu dikaji kembali.

Bupati periode lalu pernah menyampaikan di seuatu forum debat, saat seseorang menyampaikan laporan data tentang kondisi Takalar. "Jangan hanya bicara, kerja yang utama" ungkap beliau di depan ratusan hadirin pada debat kandidat Pilkada Takalar lalu.

Menurut pengamatan saya terkait data yang digunakan oleh pemerintah kabupaten Takalar selama ini belumlah akurat dan tidak  tersinkronisasi.

Anda bisa lihat hal itu terkait data penduduk miskin versi dinas sosial dengan dinas kesehatan. Mereka memiliki data dan definisi yang berbeda terkait penduduk miskin di Takalar. Belum lagi data tersebut tidak memiliki metode yang jelas perihal proses updatingnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi ke lima, data adalah keterangan yang benar atau nyata. Data menurut KBBI dapat berupa keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data juga dapat berupa informasi dalam bentuk yang dapat diproses oleh computer, seperti representasi digital dari teks, angka, gambar grafis, atau suara.

Perusahaan-perusahaan IT tingkat dunia seperti Google, Facebook, dan Microsoft menggratiskan layanannya hanya untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data dari penggunanya. Kemudian mereka mengembangkan fungsi dan fitur baru produknya di masa yang akan datang berdasarakan data yang telah mereka dapatkan. Mereka menjadikan basis data sebagai tulang punggung perusahaan.

Menurut salah satu pasar pemasaran, data adalah bentukan paling sederhana dari informasi dan dari informasi inilah yang menjadi point penting dalam menentukan dan menjalankan strategi bisnis. Data bisa didapatkan dari mana saja, dan terkait dengan bisnis yang kita jalani, terutama adalah mengenai perusahaan itu sendiri, pesaing, pasar dan konsumen atau 4C (Costumer, Competitor, Company dan Change).

Program andalan pemerintahan baru di Takalar, Satu ekor sapi per-keluarga sangatlah membutuhkan dukungan basis data yang akurat. Program sapi ini adalah program hilir sehingga pemerintah kabupaten selain harus memiliki data terkait sapi dan peternak, ia juga harus punya basis data terkait pasar dari daging sapi itu sendiri.

Tersedianya data-data terkait jumlah dan kebutuhan akan sapi bisa menjadikan program ini bisa menjadi efektif. Anggaran pengadaan bibit tentulah bisa disinkronkan dengan fakta kebutuhan. Di sisi lain, masyarakat petani bisa lebih diuntungkan terkait stok daging yang bisa disuplai ke pasar.

Maka sendainya saya yang menjadi Bupati Takalar hari ini maka hal pertama yang akan saya lakukan adalah memperbaiki basis data disemua bidang.

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...