Sore ini saya mau menulis, entah apa saya juga kurang tahu alasannya. Hasrat menulis memang terkadang datang begitu saja. Belum ku tahu bagaimana reaksi kimia yang terjadi hingga tercipta yang dinamakan mood. Mood diserap dari bahasa asing yang kurang lebih bermakna, selera ataupun semangat. Jadi kalau anak-anak milenia zaman sekarang sudah bertitah "saya lagi tidak mood". Maka sebaiknya niat apapun yang ingin ditunaikan bersama oknum yang bertitah itu, urunkanlah.
Akhir-akhir ini cuaca lagi tidak menentu. Hujan yang seharusnya sudah jarang kini terkadang tiba-tiba datang berduyun-duyun dari barat. Membasahi kampung kami sejadi-jadinya. Beruntung angin yang bertiup kencang tidak ikut menyertai.
Tadi pagi saat terbangun saya tiba-tiba mencari sesuatu yang tidak hadir. Rasa manisnya berniang di pangkal lidahku. Aromanya yang khas semakin menjadikan rasa kehilangan atas kehadirannya di bulan-bulan itu. Langsat kini tak hadir. Anomali iklim sungguh sudah terasa hingga ke kampung kami.
Menjelang malam, istriku merintih kesakitan memegan perutnya. Kandungannya yang sudah tujuh bulan lebih semakin membulat. Kami tak menjalani proses scan medik untuk mengetahui jenis kelamin. Mungkin pemahaman kami untuk tidak melewati proses medik itu dipandang udik. Kami percaya bahwa kami adalah generasi-generasi yang lahir dengan surprise jenis kelamin. Mungkin hingga beberapa detik sebelum kami benar-benar terlepas dari rahim, orang tua kami masih memendam penasaran. Sungguh sebuah momen suprise yang mengharukan.
Saat rintihan istriku mulai padam ku ajak iya menjemput tamu di pesta pernikaha keponakan. Saya bertindak sebagai fotografer dadakan. Apple 4 memiliki ukuran pixel kamera yang mumpuni untuk digunakan mengabadikan momen. Dengan tripot murahan yang ku beli di online. Saya cukup percaya diri memotret momen tak terduga.
Hari ini cukup lengkap, semoga kehangatan bulan april senantiasa merangkul harapan kami.
Comments
Post a Comment