Skip to main content

Menyambut Yang Baru


Selamat menyambut tahun baru versi masehi. 2014 yang hangat, aroma hembusan musimnya membuatku kesemsem. Gelar sarjana yang bertahun ku susun, terwujud pada akhirnya di tahun ini. Semerbak bulan demi bulan, rasa khawatir dan duka serta tawa-tawa yang mengudara, terbang ke utara kemudian naik tepat di atas samudera harapan.
Bolehlah dikau menitipkan citamu di tahun esok, anak muda memang pantang berlutut tangis di selasar duka. Kini episode dari sinetron hidup tak bisa lagi berkiblat pada rating khalayak penonton. Ada pacuan Mustang di seberang laut.
Sekarang mungkin tempurung masih indah di atap-atapnya, Katak kece yang doyan di zona nyamannya haruslah kuat menerpa angin. Meloncat laksana Menjangan walau sebenarnya ia tetaplah Katak. Berjingkrak, terguling, dan biarkan slogan Rinso bahwa “kotor itu baik” menstabilokan baris-baris kalimat sukses mu.
2015, pemuda kampung dalam dialek Inggris. Intonasi harus meng-indonesia dan attitude yang dalam bahasa melayu disebut perilaku, haruslah tetap berbudi dan berkarakter petarung. Iya, aku paham, tak perlu dunia tahu bahwa kita pemimpi, aku juga tuhu bahwa dunia tidak kepo untuk size pemuda tak punya apa-apa sepertiku.
Kawan, kita mungkin adalah generasi kotak kado untuk sudut pandang demografi negeri ini. Tapi kita juga bisa menjadi kantong kresek polimer murahan yang ujung-ujungnya akan berakhir di tempat sampah. Garis finish tidaklah bergeser, garis tolakan-pun malas menemanimu berlari.
Mari menyambut 2015 yang bahagia dan berbudi, Love you All.

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...