Skip to main content

Gold and Copper Part II

Udah lama juga ngak nampilin tulisan-tulisan okkotsku, sorry brother and sohib-sohib semua gue lagi sibuk dengan tugas akhir dan acara magangnya di Papua.
Alkisah pada suatu waktu aku mendapatkan kesempatan untuk magang di PTFI (Freeport Indonesia). Di sini aku mendapatkan pengalaman yang amat luar biasa, bisa menikmati sensasi menjadi penambang dan menjadi bagian dari perusahaan tambang emas terbesar di dunia. Menikmati suasana alam Papua yang begitu primitif dan menantang.
Selama aku magang di PTFI aku diberi tempat tinggal yang begitu istimewa, aku tinggal tepat di kaki punjak Jayawijya, tepatnya di Portaken GBT Eksploration PTFI, tidur, makan, dan buang hajat di ketinggian 4000 mdpl adalah sensasi yang luar biasa. Suhu dia lingkungan tempat tinggalku berkisar 5-15 derajat celcius, bahkan dibeberapa kesempatan aku berhasil menikmati yang namanya es jatuh dari langit (salju).
Selain suka juga tentunya terdapat ketidak enakan, tinggal dilingkungan dingin bagi saya yang besar dan samapai aqil balik di Makassar adalah sebuah penderitaan. Tiap malam sembunyi di balik selimut, menutupi semua permukaan kulit yang sudah tak berkeringat sejak beberapa bulan terakhir. Yang paling mendebarkan saat terjadi yang namanya wet dreams, bangun subuh-subuh ditengah sengatan dingin yang menggila, ke kamar mandi dan bercinta dengan bak air yang setengah membeku.
Pada kesempatan magang kali ini aku diberi tanggung jawab untuk menunaikan proyek Geolistrik di area overburden Grasberg Open Pit. Jadi setiap hari aku bisa melihat aktifitas pertambangan, banyak alat berat yang tak pernah kujumpai sebelumnya kutemukan di sini.
Pokoknya seruuu, nanti lain kali saya lanjutkan kisahnya deh, ngantukma belah...

Susana Injeksi Listrik Pakai Alat Geolistrik

di Ban Haultruk Caterpillar 797

Bacirus Sovel, alat pengeruk batuan di tambang

Gromprobe radar, alat untuk mendeteksi pergerakan tanah di area tambang

Foto dengan latar belakang tambang Open Pit Grasbesrg

Kayak di Hollywod toch???

Bersama Toyota Landcrusier V8

Gunung yang diselimuti salju/es

Orang gagah dengan latarbelakang pegunungan Jayawijaya

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...