Skip to main content

Yuk Mandi Pagi!

Duluh Mace-ku paling sering memarahiku kalau tidak mandi di pagi hari, beberapa kali aku diculik dari tempat bermain dan dibawah lari ke sumur timbah punya tetangga untuk dimandikan oleh Mace. Ingatan ini masi segar untuk mengenang masa-masa itu, bahkan dibeberapa kesempatan Mace masi sering memperlakukan ku demikian tapi sekarang adegannya sudah berbeda, besar ma toh!
Otakku masi belum moderen untuk mencerna maksud dari perlakuan Mace-ku yang seperti itu, dulu waktu aku masi unyu-unyu. Aku bahkan sering menangis sebagai tamen agar bisa selamat dari penculikan itu. "ah..ga mau..ga mau.. aku ga mau mandi.. masi dinging kodong" keluh unyu-unyu disertai tangisan waktu itu tetapi pendirian Mace-ku tak tergoyahkan, aku direnggut dari tempatku, kepala di bawah dan kaki ku entah dimana. Mace ku kejam tapi penyayang, ya begitualah, aku tidak mau laporin beliau ke komisi perlindungan anak nanti saya berubah jadi batu.
Pagi tadi nasib menghampiriku, sang pencerah datang di siang bolong. Petuah Mace tentang mandi pagi memang bertahun lalu telah beliau sabdakan dan tadi siang aku baru paham maksud penculikan di tempat bermainku itu. Pukul satu siang aku masi ongkang-ongkang kaki di MAPERWA dengan bau khas manusia belum mandi. Aku begadang main PS di sekretariat Himpunan Mahaiswa Fisika (HIMAFI) semalam suntuk hingga derbi El Clasico terlewatkan bersamaan sholat disubuh hari. Tidur nyenyak tanpa ngorok hingga pukul delapan pagi.
"pang ada yang mau wawancara tuh" panggil seorang teman dari luar.
"siapa?" aku masi berkunang-kunang.
"tidak tahu, katanya ia mau minta pendapat tentang P2MB"
Gigi yang belum digosok, sarung yang masi stay here di badan dan untung aku sudah cuci muka di kerang musolah. Aku bergegas menemui wartawan beruntung itu, maksudku beruntung karena ia akan mewancarai seorang calon jutawan masa depan.
Kulihat dibalik jendela, wartawan itu adalah seorang perempuan berkawat gigi, sungguh luar biasa, seorang gadis ayu yang menjaga kesehatan giginya akan bertanya jawab dengan seorang pemuda lebay yang giginya masi terasa lembap. Kucoba mencium bau di mulut, ok, ga ada bau mencurigakan. Dengan sedikit gerakan tangan yang ciamik rambut ini sudah tertata dengan style Ariel NOAH, "i'm ready-lah pokoknya!".
"maaf, lama menunggu ya?" kuserang dia dengan basa basi kuno.
"ah, tidak juga kak" ia kelepek-kelepek (aku kira-kira aja)
"kita ini dari media apa?" tanyaku.
"ini kak kami dari EBS FM. UNHAS ingin meminta tanggapan kakak tentang P2MB"
"oh iya, silahkan bertanya" serangan kedua yang sedikit berlebihan.
"iya kak, tunggu duluh ya kak" sambil nelpon.
Ia sedang menelpon ke ruang siaran EBS FM. untuk memastikan kondisi terakhir sebelum ia mewancaraiku karena ceritanya wawancara ini akan diudarakan secara langsung, live streaming-lah kalau di TV.
Sering kulihat tokoh besar yang sedang live streaming, pasti tampang dan attidu-nya meyakinkan tetapi aku kini tampil beda. Sarung itu mewakili jiwaku yang senang dengan budaya, rambut ala Ariel mewakili motivasiku untuk menjadi seorang casanova. Dan gigi yang belum digosok mewakili kualatku terhadap pesan Mace-ku bertahun lalu.

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...