Skip to main content

Merpati Galau

Terbuai di awan-awan, perasaanku seperti ABG 17 tahun yang kasmaran. Angin-anginan tak berarah, ibarat Merpati, aku adalah merpati pusing karena badai matahari baru saja tiba dan mengganggu medan magnet bumi sebagai penuntun arahku. Tak tahu rantin mana yang paling menarik dihinggapi. Memulai memang seperti memindahkan Lompo Battang, perasaan tak karuan, lalu kucoba mengabaikan rasa tetapi akal-pun uring-uringan.
Inilah yang ditakutkan, semuanya telah ada tetapi mereka nampak tak memikat. Kucoba menggoda namun ia masi angkuh. Aku menjauh, ia tersipu dan berkata "siapa yang butuh, cowo? Skripsi adalah milikku sebagai umat dipenghujung masa studi, aku tahu itu. Memulai sungguh menyita pikiran dan persaan. Aku nungging kiri kanan tetapi tetap mandek, kucampuri kopi dengan gula yang lebih dari biasanya. Kunyalakan komputer dengan tangan kanan. Semua hal yang diisyaratkan baik telah kutunaikan tetapi belum juga aku bisa memulai merangkai kata untuk mengwujudkan skripsiku, ommaleeee...!
Sungguh baru aku tahu ikhwal kasus bunuh diri yang sering ditampilkan di TV tentang mahasiswa yang nekat meninggalkan dunia karena alasan skripsi. Sekarang kurasakan dunia semakin menyempit, skripsi semacam memiliki medan grafitasi dan menarik ruang di bumi sehingga terasalah kesempitan itu. Aku sering berkeringat jika kubacaja judulku, kadang juga perut ini mules secara tiba-tiba jika memikirkan mahluk yang bernama "skripsi". Satu alasanku bertahan dengan tahtaku sekarang adalah bahwa badai pasti berlalu meskipun kerusakannya sungguh tersisahkan.

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...