Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2012

No Wa Nemuru Koto

Terakhir kali saya nonton di TO itu kurang lebih dua tahun lalu bersama teman sejurusan di kampus. "Meraih Mimpi" film animasi pertama yang diproduksi negeri ini, itulah tontonan kami waktu itu. Jika dihitung dengan jari maka tak kurang dari 3 batang jari mewakili kesempatanku nonton film di bioskop. Aku bukannya tidak suka nonton film tetapi sering aku terkendala di budget jika harus berkunjung ke bioskop, "maklumi saja, hehe.." Beberapa minggu sebelum ini kulihat iklan tentang pemutaran film yang berjudul "Di Timur Matahari" yang diproduksi oleh Alenia Pucture. Dari trillernya bisa kusimpulkan bahwa film ini berkualitas, maka sejak saat itu kuputuskan untuk mengumpul beberapa pundi-pundi rupiah dari hasil bantuin orang kerja sesuatu (rahasia perusahaan) supaya nanti pas 26 juni saya bisa teraktir seseorang nonton sekalian pecahkan rekorku yang sudah dua tahun ga pernah pelototin film di TO. Manusia hanya bisa berencana Tuhanlah yang akan menentukannya. T...
Ada tindakan pencemaran nama baik dari image ini, sungguh seorang paparazi telah mengambil fose tak beradat pada saat yang kurang tepat. Apa yang teman-teman lihat di foto ini tidak sama dengan apa yang ada di pikiran kalian. Sebelum aku dikasi jongkok pada acara gaplek ini, aku terlebih dahulu membuat tiga orang lawan ku tumpang timpang tak menyentuh papan (jongkok memilukan). Jadi sekali lagi saya sampaikan bahwa foto ini diambil pada saat yang tidak tepat. Gaplek di Posko Desa Bara Batu KKN Gel.81 UNHAS (Maret-April 2012)

Empat Katup

Kau telah menemaniku ditiap nafas ini, entah lelah dirimu sampai kapan akan terlahir. Walau segenggam jiwamu menghidupkan aku. Waktu telah menjadi sahabat kita berpesta di sepi malam. Engkau, engkau yang katupnya di empat mata angin, kulihat darimu merah delima mewarnai jiwamu. Entah sebap musabap apa yang membuatmu sakit kini, ronrongan nyeri ke uluh hati kurasakan kini bersamamu. Sesak di dada, datang tiba-tiba pada waktu yang tak biasa. Kenapa engkau menghianati ku kawan, tunggulah walau barang sebentar. Sudihka engkau membuatku mengunduh nafas ku yang sesak karena mu, kejam engkau jika kau lakukan. Jantung permata hidup, nyeri kau kinih.

Cita Rasa Diwaktu Kosong

Dari Penjual Koran Sampai Profesor

Pada sebuah dunia dimana hina menghina adalah seni belah diri yang ampuh untuk dianggap sebagai lelucon. Adalah seni yang mengundang tawa pada tingkat rasa yang saling mengerti dan jauh dari ketersinggungan. maccalla' (bugis = mencelah) adalah seni yang kumaksud. Pemuda-pemuda dan golongan yang memiliki tingkat keakraban mahameru maka maccalla' adalah semacam bir penghangat. Di kampus, di jalan, di warung kopi dan di manapun itu, maccalla' dengan objek santapan yang empuk akan segera disikat. Jika keakraban telah melekat maka tak pandang bulu, amunisi senjata macalla' akan ditumpahkan pada sasaran dan pada konteks ini aku akan selalu menjadi objeknya. Jika dengan di- calla' kita akan mendapat reward per- callaan -nya maka mungkin akulah yang akan mengoleksi reward terbanyak, sungguh!. di kampus aku akan menjadi santapan empuk teman-teman yang kucurigai mereka terlahir dengan takdir sebagai pacalla' (orang yang sering mencelah). Takdir ku sebagai objek em...