Terakhir kali saya nonton di TO itu kurang lebih dua tahun lalu bersama teman sejurusan di kampus. "Meraih Mimpi" film animasi pertama yang diproduksi negeri ini, itulah tontonan kami waktu itu. Jika dihitung dengan jari maka tak kurang dari 3 batang jari mewakili kesempatanku nonton film di bioskop. Aku bukannya tidak suka nonton film tetapi sering aku terkendala di budget jika harus berkunjung ke bioskop, "maklumi saja, hehe.."
Beberapa minggu sebelum ini kulihat iklan tentang pemutaran film yang berjudul "Di Timur Matahari" yang diproduksi oleh Alenia Pucture. Dari trillernya bisa kusimpulkan bahwa film ini berkualitas, maka sejak saat itu kuputuskan untuk mengumpul beberapa pundi-pundi rupiah dari hasil bantuin orang kerja sesuatu (rahasia perusahaan) supaya nanti pas 26 juni saya bisa teraktir seseorang nonton sekalian pecahkan rekorku yang sudah dua tahun ga pernah pelototin film di TO.
Manusia hanya bisa berencana Tuhanlah yang akan menentukannya. Tiba waktunya, semuanya kurasa siap. Dengan sedikit basa basi khas Bangkai Kota aku mengajak si dia. Nungguin hampir satu jam untuk sebuah jawaban "yes", but she gave me said "no". Tiket yang sudah ditangan terpaksa ku kasi menganggur satu. Akhirnya aku menonton film "Di Timur Matahari" diiringi lagu "i'm singgel i'm very happy".
Aku sendiri semakin nampak terasa membosankan. Duduk menikmati dengan otak yang diistirahatkan pada belahannya. Sungguh hidup ini bisa dikatakan anugerah dari-Nya, menghidupi setiap segmen pada jiwa ini dengan "no wa nemuru koto" lalu kemudian terlelaplah jiwa ini. inilah yang sebagaimana dikatakan kegagalan.
Manusia hanya bisa berencana Tuhanlah yang akan menentukannya. Tiba waktunya, semuanya kurasa siap. Dengan sedikit basa basi khas Bangkai Kota aku mengajak si dia. Nungguin hampir satu jam untuk sebuah jawaban "yes", but she gave me said "no". Tiket yang sudah ditangan terpaksa ku kasi menganggur satu. Akhirnya aku menonton film "Di Timur Matahari" diiringi lagu "i'm singgel i'm very happy".
Aku sendiri semakin nampak terasa membosankan. Duduk menikmati dengan otak yang diistirahatkan pada belahannya. Sungguh hidup ini bisa dikatakan anugerah dari-Nya, menghidupi setiap segmen pada jiwa ini dengan "no wa nemuru koto" lalu kemudian terlelaplah jiwa ini. inilah yang sebagaimana dikatakan kegagalan.
Comments
Post a Comment