Skip to main content

Virus Pria Labil Kian Menyebar

Terkadang saya malas buka facebook bukan karena facebook itu berbahaya tapi saya malas berjumpa dengan pria labil. Dizaman yang serba maya ini, pria telah bermetamorfosis dari yang unyu-unyu menjadi spesies yang lebih berbahaya, yaitu pria labil. Coba kita bayangkan, bagaimana kiranya jika seorang mahluk yang tadinya identik dengan gelar maco tiba-tiba mungkin karena radiasi gelombang elektromagnetik mereka tiba-tiba menjadi  orang yang labil. Di pasaran jenis murni pria mulai berkurang, banyak yang telah beralih orientasi. Kata mereka menjadi seorang yang labil itu lebih ekspresip. Eksplorasi potensi sastra kalau di status facebook atau twitter katanya lebih menantang. Dalam beberapa kesempatan aku sering berjumpa dengan spesies yang unyu-unyu sampai labil kronis, ciri-cirinya itu antara lain.
  • Up date status di media sosial (facebook, twitter, dll) pada siang hari menjelang pukul 13:27 waktu setempat. Pada saat seperti itu ia sering makan siang sambil peganging gadget atau sejenis Hp.
  • Kalau sabtu malam mereka menghilang dari peredaran, tiba-tiba aja mereka sudah sampai di tempat yang tak terduga.
  • Mandi sore tidak terlewatkan karena pada kesempatan itu mereka bisa nyikat giginya, terus malamnya mereka tidur dengan behel bongkar pasang yang nempel di giginya.
  • Celana panjang yang runcing pada 2/3 menjelang kaki, atau beberapa inici diatas mata kaki (bukan style uztad)
  • Bela samping yang tergantung adalah style rambut yang meyakinkan menurut keyakinan mereka, dan mereka pada umumnya menggunakan otak kecil dalam berfikir.
  • Sedikit-sedikt dapat masalah mereka buka internet trus searching pake key word yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.
  • Mereka sering ikut aturan yang diterapkan pada kehidupan para personil Boy Band.
Entahlah, tapi benar tidaknya mereka terkadang hadir di sekitar kita tampa disadari. Coba perhatikan status-status facebook atau twitter mereka, kentara ji itu. Mereka sering menggunakan emo-emo dan ekspresi ketawa yang berlebihan, misalnya "xixixixi" atau "hikshikshiks". Tapi jika kalian telah mengidentifikasi keberadaannya, tetap tenang jangan lebay, besikap yang sewajarnya. Biarkan mereka lapar baru kamu sergap, terus masukin di dalam botol. itung-itung bisa nambah koleksi Jin botol kalian toh.
eh.. masi adalah lagi ciri-ciri yang terlewatkan

  • Mereka punya nama di facebook yang panjang-panjang
  • Sering mengganti ava-nya 

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...