Skip to main content

Tiga Suasana Rahasia

Pukul sebelas malam, perut tanpa komando mengucapkan beberapa mantra dalam bahasa Mandarin. Terasa menggulung sampe uluh hati, beterbangan liar di dalam usus besar. Mules tak tertahankan mengujaniku malam itu. Tanpa komando dengan akselerasi 300 rpm, aku dengan gaya terkapar berlari mencari rumah bersalin (kloset) terdekat yang masih terbuka.
15 meter di depanku kulihat temeran lampu dari lorong aroma pesing. Inilah harapan yang kucari, cahaya temeran yang telah memberikan pencerahan terhadap kalimat-kalimat Mandarin yang terhembus dari usus besarku. Dengan sedikit aksi kungfu dalam sekejap pakaian yang bisa mengganggu jalannya momen persalinan terlepas.
"wahhhh..." sedih bercampur bahagia.
Untuk sementara aku berada dipihak dewi Fortuna. Mules yang menyerang secara oportunis kini ambruk jatuh terkenah takeclean aksi sigap-ku. Kuucapkan banyak terima kasih kepada akselerasi 300 rpm dan aksi kungfu-ku.
Ku hela nafas beberapa waktu dan kucoba menghayati makna atas skandal yang baru saja menimpa-ku. "entah rahasia apa yang coba alam semesta ungkapkan kepadaku", kau tahu kawan?. Aku mulai menarik benang merah lalu salah satu ujung benang itu aku ikatkan pada usus-ku. Tiba-tiba cahaya itu datang kawan, aku mendapatkan wangsit tapi bukan dari lorong aroma terapi. Ini-lah yang orang bijak namakan proses.
Jadi kesimpulan dari cerita ini bahwa alam raya menyampaikan kepadaku. Bahwa ada tiga jenis suasana hati saat si mules melanda kita.
Pertama, suasana paling menegangkan adalah disaat manusia kebelet e'eek lalu kloset tiba-tiba hilang dari pandangan.
Kedua, suasana paling menyedikan adalah disaat lubang anus tiba-tiba menyempit terus yang ingin melewatinya adalah benda betubuh gemuk gempal. Berat rasanya, air mata akan mengalir secara otomatis -perih.
Ketiga, suasana paling mengkwatirkan adalah disaat benda yang keluar dari anus tadi mengapung dengan gagah di lubang kloset. Bandel tak mau teggelam karena badannya yang gemuk. Pada saat itu ancaman ketukan pintu senan tiasa mengintai. Tiada cara lain kecuali kaki kiri harus mengambil tindakan sigap.


Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...