Skip to main content

Eugenic

Banyak kata yang mampuh mewaikili perasaan manusia namun tak satu-pun dari kata itu yang mampuh membuatku mengerti. Eugenic, deras menghantam otak, dirancang secara alamiah dari cara pandang manusia yang bertindak sebagai satu-satunya mahluk yang memiliki anugerah nafsu.
Kata demi kata yang menjadi topeng dari kepalsuan. Manusia tetaplah sasaran empuk ledakan gunung berapi dari nafsu. Ada yang ter-kapar lemah, ada juga yang berdiri berapi-api menyerukan keadilan. Tak sedikit diantaranya bahkan terang-terangan menjadi raja rampok yang penuh kebijaksanaan.
mengherangkan memang apa yang diperbuat anak cucu Adam itu. Tak dapat dipungkiri, catatan kejahatan pertama umat manusia adalah pengingkaran terhadap janji. Sehingga kita di deportasi dari surga.
Mencari suaka di bumi sebagai konsekwensi dari catatan kejahatan perdana yang manusia lakukan. Tak ubahnya masa percobaan yang diberikan pengadilan terhadap penjahat kelas kakap. Kekeliruan sedikit dapat menjadi alasan bagi sang pengadil melempar hina kita ke dalam bui.
Aku masih berdiam memandang kosong di tengah ribuan pasang kepala yang bermandikan keringat. Alasan tak pasti menjadikannya sebagai agen of change. Agen of change yang diartikan satu arah, meruncing ke dalam aksi anarkis yang merugikan umat. Sekali lagi aku tak mengerti tentang semua kata yang mewakili perasaan manusia. Karena hemat-ku menggambarkan bahwa semuanya adalah ke-salah kapraan.
Manusia adalah korban dari pendapat bodoh yang tak bertanggung jawab.

Makassar 26 Januari 2010

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...