Banyak kata yang mampuh mewaikili perasaan manusia namun tak satu-pun dari kata itu yang mampuh membuatku mengerti. Eugenic, deras menghantam otak, dirancang secara alamiah dari cara pandang manusia yang bertindak sebagai satu-satunya mahluk yang memiliki anugerah nafsu.
Kata demi kata yang menjadi topeng dari kepalsuan. Manusia tetaplah sasaran empuk ledakan gunung berapi dari nafsu. Ada yang ter-kapar lemah, ada juga yang berdiri berapi-api menyerukan keadilan. Tak sedikit diantaranya bahkan terang-terangan menjadi raja rampok yang penuh kebijaksanaan.
mengherangkan memang apa yang diperbuat anak cucu Adam itu. Tak dapat dipungkiri, catatan kejahatan pertama umat manusia adalah pengingkaran terhadap janji. Sehingga kita di deportasi dari surga.
Mencari suaka di bumi sebagai konsekwensi dari catatan kejahatan perdana yang manusia lakukan. Tak ubahnya masa percobaan yang diberikan pengadilan terhadap penjahat kelas kakap. Kekeliruan sedikit dapat menjadi alasan bagi sang pengadil melempar hina kita ke dalam bui.
Aku masih berdiam memandang kosong di tengah ribuan pasang kepala yang bermandikan keringat. Alasan tak pasti menjadikannya sebagai agen of change. Agen of change yang diartikan satu arah, meruncing ke dalam aksi anarkis yang merugikan umat. Sekali lagi aku tak mengerti tentang semua kata yang mewakili perasaan manusia. Karena hemat-ku menggambarkan bahwa semuanya adalah ke-salah kapraan.
Manusia adalah korban dari pendapat bodoh yang tak bertanggung jawab.
Kata demi kata yang menjadi topeng dari kepalsuan. Manusia tetaplah sasaran empuk ledakan gunung berapi dari nafsu. Ada yang ter-kapar lemah, ada juga yang berdiri berapi-api menyerukan keadilan. Tak sedikit diantaranya bahkan terang-terangan menjadi raja rampok yang penuh kebijaksanaan.
mengherangkan memang apa yang diperbuat anak cucu Adam itu. Tak dapat dipungkiri, catatan kejahatan pertama umat manusia adalah pengingkaran terhadap janji. Sehingga kita di deportasi dari surga.
Mencari suaka di bumi sebagai konsekwensi dari catatan kejahatan perdana yang manusia lakukan. Tak ubahnya masa percobaan yang diberikan pengadilan terhadap penjahat kelas kakap. Kekeliruan sedikit dapat menjadi alasan bagi sang pengadil melempar hina kita ke dalam bui.
Aku masih berdiam memandang kosong di tengah ribuan pasang kepala yang bermandikan keringat. Alasan tak pasti menjadikannya sebagai agen of change. Agen of change yang diartikan satu arah, meruncing ke dalam aksi anarkis yang merugikan umat. Sekali lagi aku tak mengerti tentang semua kata yang mewakili perasaan manusia. Karena hemat-ku menggambarkan bahwa semuanya adalah ke-salah kapraan.
Manusia adalah korban dari pendapat bodoh yang tak bertanggung jawab.
Makassar 26 Januari 2010
Comments
Post a Comment