Skip to main content

KIM PLUS PANGKAT DUA DI TAKALAR



Saling sikut elit di Senayan anginnya tak sampai ke Takalar, cuma aromanya saja yang samar tercium. KIM Plus dan PDIP akur menyokong salah satu tokoh pendatang baru di belantika perpolitikan di "Butta Panrannuang". Maka lahirlah koalisi KIM Plus Pangkat 2.

Awalnya kotak kosong juga membayangi tetapi keputusan terbaru Mahkamah Konstitusi membuka harapan kepada calon lain untuk bertarung. Berdasarkan keputusan MK, syarat untuk maju menjadi calon Bupati di Pilkada Takalar setidaknya harus mendapatkan minimal 10% suara hasil Pilcaleg 2024.

Tokoh-tokoh seperti Syamsari Kitta yang berstatus sebagai petahana sekaligus ketua Partai Gelora Sulsel. Dan Hengki Yasin, senior PKB Sulsel, kembali memiliki peluang untuk bertarung.

Partai Gelora memiliki sekitar 7% total suara di pemilihan legislatif di Takalar tahun ini. Syamsari Kitta harus menggoda partai lain bergabung ke Gelora untuk mencapai 10% suara minimal. Namun sampai sekarang partai lain belum juga tertarik merapat ke Gelora, Syamsari belum menarik di mata ketua partai di Jakarta, mungkin.


Sedangkan Hengky Yasin cukup dengan PKB ia sudah bisa maju sebagai bakal calon bupati Takalar, namun partainya punya pandangan lain. PKB malah merekomendasinya untuk menjadi bakal calon wakil bupati saja. PKB mendorong Hengky gabung ke KIM Plus Pangkat 2.

Sebenarnya masih ada satu lagi partai yang belum menyatakan sikap dan berpeluang mengusung sendiri bakal calon bupatinya. Partai Persatuan Pembangunan memperoleh 4 kursi di Takalar. Namun belum ada tokoh yang menonjol dari partai Kabbah ini.

Eh, ada. Burhanudin Baharuddin, mantan bupati Takalar satu peridoe. Ia memimpin PPP Takalar sejak tiga tahun terakhir. Namun kasus korupsi pernah membuatnya mendekam di tahanan dan menghancurkan nama baiknya. Pak Bur, panggilan akrabnya, mungkin sadar diri, beliau tak menujukan tanda-tanda untuk maju.

Maka menarik melihat pergerakan PPP di Takalar. Tentu rumah Pak Mardiono, ketua umum PPP di Jakarta akan mendapat kunjungan tokoh-tokoh berpengaruh dari Takalar, meminta tiket PPP.

Sedangkan KIM Plus Pangkat 2 hampir pasti mendorong pasangan Mohammad Firdaus dan Hengki Yasin untuk pilkada Takalar 2024. Foto-foto dua tokoh ini berpaket sudah ramai bertebaran di jagat maya. Banyak yang menyambut positif termasuk teman saya, Riswan Debet yang pernah menjadi simpatisan garis keras Syamsari Kitta di Pilkada 2017.

Muhammad Firdaus, ia tokoh pendatang baru di gelanggang politik Takalar. Namanya baru muncul sekitar empat tahun terakhir. Beliau lama merantau, lama menjadi petinggi di salah satu perusahaan plat merah. Jabatan terakhirnya adalah Dirut di Telkom properti yang kantornya hanya selemparan batu dari kos saya saat masih berkelana di Jakarta 10 tahun lalu.

Maka menarik menunggu hari-hari terakhir hingga penutupan pendaftaran calon, tanggal 29 Agustus nanti. Akankah KIM Plus Pangkat 2 punya lawan atau maju berhadapan dengan kotak kosong. Bapak Mardiono dan bapak yang bberbintang itu akan menjadi kunci.

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...