Skip to main content

Kado Vaksin

Menjelang ulang tahun kedua Kopit-19, bulan desember depan. Dan ulang tahun pernikahan kami yang ke-6, hari ini, 25 Desember, Saya dan istri memutuskan untuk bergabung dengan 3.3 milyar lebih penduduk bumi yang telah menerima vaksin kopit-19, sesuai rilis data vaksin oktober lalu.

Kupejamkan mata, saya mencoba menikmati setiap milimiter jarum suntik yang ditancapkan pada lapisan ototku. Kurelakan lengan kiri ini disakiti demi status sebagai penduduk dunia yang taat kepada tatanan global, taat kepada negara, dan tentutanya taat kepada industri farmasi dunia.

0,5ml Oxford AstraZeneca perlahan menjalar ke dalam setiap elemen sel-sel tubuhku. Ada rasa nyeri di lengan, dan sedikit gatal, serta lebih banyak keceriaan. 

Vaksin AstraZeneca, meskipun kemanjurannya tak sehebat Pfizer, namun ada semangat nasionalisme yang mendorongku untuk menunggu vaksin buatan ahli-ahli di Universitas Oxford itu. Ada sedikit campur tangan ilmuwan Indonesia di dalamnya.

Carina Joe, wanita muda asal Indonesia dengan formula dua sendok makan sel-nya pada sistem produksi AstraZeneca, membuat vaksin itu bisa diproduksi secara massif dengan harga yang terjangkau.

Berkat penemuannya itu, Joe menerima banyak pengharapan. Ia juga berhak menjadi pemilik hak paten di bagian produksi vaksin itu. Tetapi kemudian ia dan timnya memutuskan untuk melepaskan hak royalti-nya dengan alasan kemanusiaan

Dengan alasan kemanusiaan itu pula, kemarin saya merelakan diriku disuntik dengan penuh kesadaran. Kesadaran bahwa beberapa saat kemudian, mungkin besok atau kapan-kapan aku akan merasakan sakit kepala, mual, gatal-gatal, atau meriang, sebagaimana keterangan efek samping dari AstraZeneca.

Dan tadi malam saya mendapatkan efek samping yang meriang itu. Dan istri yang tidur di sampingku, sejak sore hari sudah mengeluh sakit kepala.

Terima kasih AstraZeneca, sungguh rasa sakit ini, kado ulang tahun pernikahan yang berkesan.

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...