Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2014

Palingkanlah Wajahmu

Dan panas matahari pun tak bercanda. Partikel udara semakin liar, kadar kelembaban semakin menjadi. Ini bukan persoalan cuaca, ada beban dalam sukma yang menambah tegangnya alur drama ini. Kulihat sosok penyesalan, ia tersenyum, “belajarlah dan palingkan wajahmu dari ku” ucapnya seraya wujudnya tengelam dilumat kesadaran. Aku paham betul bagaimana takdir telah tertulis, aku juga tahu bahwa ini bukanlah kebetulan. Asap kayu bakar yang sedari tadi mengepul dibakar jiwa di muka rumah kini bersatu dengan sosok penyesalan yang menghilang tadi. Masuk kedalam rongga pernafasan yang mulai bingung dengan iramanya. Aku batuk, keluarlah nikmat itu. Ini seperti apa yang seharusnya terjadi tapi yang tak aku inginkan. Ia berlalu dan nimatnya kusadari baru. Semacam pahit kopi yang membuat rindu, terkadang tak kau tahan tapi harapan seperti itulah yang kau harapkan.

:)

Tak beranjak meninggalkan sisa hidupnya yang serba kekurangan, Navil masih menganggap bahwa semua ini adalah cobaan. Ia menghela sedih hanya untuk secerca senyum terpaksa, menerawang mata kanannya yang dengan menutup yang kiri. Ia tersadar penglihatannya berkurang, ia takut akan semua kemungkinan. "jika tuhan menulis takdir dalam susana bercanda maka semoga setelah ia lekas tertawa" - Navil tak pernah mau bergumam sehina itu. Kembali ia tersadar, tuhan adalah sebaik-baiknya yang maha tahu. Tak ada alasan bagi Navil untuk menyalahkan takdir, ia tak pernah menyesal pernah terlahir. Mentari terbit tiap harinya dan pepohonan meniupkan udara baginya untuk bernafas, Navil bersyukur semampu dengan apa yang terbaik.

Tak Mengumpat

Tak perlu kita mengumpat jika rasa telah menemui ajalnya, semua yang ada terkadang akan tiada. Biarkan ia berirama sesuai pola nada yang dirangkai komproser. Kita tanpa kata mencoba menyimpulkan, kita tanpa ilmu banyak bicara. Ada setitik hal yang bisa dirangkai sebagai sebua makna. Betapa rugi hidup ini membiarkan semuanya pergi tanpa menyisahkan jejak langka yang menunjuk arah. Jika kembali rasa itu berwujud, perhatikan kesinambungan, semoga kita mampu menilai dengan lebih baik. Membentuk pandangan, menambah referensi, dan melengkapi fuzzel imageku yang hilang. Kusadari, sabar itu luar biasa. Ada dimensi yang tersingkap diujungnya.