Diselah padatnya kegiatan di posko KKN, aku dan tiga orang temanku, Tahir, Ryan, dan Dwi menyempatkan untuk refresing alias kabur. Diakhir pekan dimalam minggu kami cair disuasana riuh penuh transaksi di pasar kebanggaan masyarakat kota Mandar Madani –pasar Senggol.
Setibanya di kota Pare-pare tempat pertama yang kami kunjungi adalah kediaman Dwi. Kebetulan teman kami yang satu ini berdomisili di kota tersebut. Dusuguhi telur mata sapi kami makan dengan lahap karena tenaga telah terkuras oleh perjalan hampir dua jam dari posko KKN di Kabupaten Pangkep.
Dari lezatnya makanan di meja makan kami terjun menuju pasar Senggol untuk hunting barang bermerek cap karung. Ryan dari tadi kulihat telah bernafsu untuk segera bertemu dengan buruannya, jacket bermerek sisa dari Asia Timur. Riuh pedagang menawarkan barangnya “barang baru..barang baru”.
Antrian dan desakan pengunjung di malam minggu membuatku gerah, peluh mengucur membasahi tubuh. Aku juga mencuri pandang dari deretan pakaian-pakain dan tas cap karung berharap mendapatkan baru bagus yang bisa diciduk alais ditawar dengan harga yang pas dengan kantong. Setelah beberapa saat berkeliling akhirnya aku mendapatkannya. Satu tas dengan desain yang sama yang biasa dipakai oleh militer. Gagah seperti karung pasir tinju, sangar warnanya dan kokoh talinya.
![]() |
Tas CAKAR |
Comments
Post a Comment