Skip to main content

Dua Sejoli

Bicara tentang konsep ke-Tuhan-an aku teringat saat pamanku dikampung bercerita dengan hebatnya, sampai menjadi abu seluruh cerutuh yang beliau kantongi. "dulu nak saat dunia ini baru akan terbentuk, Alla Ta'Ala dengan Nabi Muhammad saling bertanya satu sama lain tentang siapakah Tuhan sejati".
Aku diam tak aingin kusanggah semangat meluap pamanku, kubiarkan kisahnya terus saja mengalir.
"saat itu mereka bermain petak umpet, Nabi Muhammad-lah yang lebih dulu bersembunyi tetapi ia ternyata mampu dilihat dan diketahui oleh Allah Ta'Ala" (pungkasnya penuh gairah).
"kemuadian giliran Allah Ta'Ala yang bersembunyi, ternyata Nabi Muhammad tidak mampu menemukanNya, maka sejak saat itu Allah Ta'Ala tidak pernah lagi menampakkan wujudnya sampai hari kiamat tiba" paman kembali mengisap penuh nikmat cerutunya yang redup digoda angin laut.
Paman sering menyimpulkan bahwa eksistensi Tuhan yang sejati dimulai sejak peristiwa itu, Tuhan yang sejati tidak pernah lagi menampakkan wujudnya sampai saat yang Ia tentukan sendiri.
Konsep ketuhanan masyarakat udik pedalaman terkadang menyimpan keunikan. Cerita ini tak bisa aku dapatkan di bangku perkuliahan. Konsep ke-Tuhan-an telah menjadi kajian yang takhabis oleh kata dan tak akan lekang oleh masa. Generasi silih berganti mangkaji dan menyajikannya. Ada yang congkang sombong tak berpaham, ada juga yang lembut penuh pemaknaan pada baris tutur kata untuk menjabarkannya.

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...