Skip to main content

Limited Edition

Seperti layaknya Plato yang bercerita tentang negeri Atlantis, tak ada bukti tapi banyak kalayak yang meyakininya. Mitologi dari peradaban yang teranak tirikan oleh zaman dan tenggelam dengan megahnya meninggalkan misrteri. Satu yang pasti kita bukanlah sang penjaga bola Kristal yang menjadi sumber energi bagi negeri yang konon tenggelam karena gelombang besar dari letusan Toba purba. Dan kita juga buknlah bagian dari ribuan penduduk negeri itu yang haus akan perdaban baru.
Seperti layaknya Harun Yahya yang bercerita tentang manusia dalam kajian Alquran, penuh intrik dan kental dengan Pluarisme. Berat tapi meyakinkan, sederhana tapi memiliki dasar yang jelas. Mungkin kita adalah salah satu dari Newtonian, tapi bukan seorang Darwimisme yang kontra terhadap pria Turki yang bernama Harun itu. Di atas langit jauh, langit yang diceritakan dalam Al kitab. Dan di awal dari Big bang yang maha dasyat. Kita adalah sebuah karangan indah yang tercatat jelas di salah satu lembaran kitab laun mahfus.
Bahwa kita bukanlah musuh dari diri kita sendiri, dan kita juga bukanlah kawan dari hal yang sama. kita adalah apa yang orang pikirkan tentang kita, dan juga apa yang kita pikirkan tentang diri kita sendiri. Walau ruang dan waktu itu tetaplah kajian yang bersifat relativitalistik, namun lubang hitam tetaplah rahasia yang sebatas garis horizon grafitasi dirinya sendiri. Ingat setiap mahluk diciptkan dengan status limited edition.

Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...