Beberapa hari terakhir ini kerjaan-ku bertambah, selain jadi mahasiswa dengan beberapa lembar organisasi, secara diam-diam aku menjadi semcam agen rahasia. Tahu ngak friends aku suka ngintipin profil-profil orang di facebook, twitter, dan blog. Sebenarnya kebiasaan ini sudah bukan kebiasaan asing lagi dalam hidup ku tapi karena ada semacam motivasi tersendiri setelah baca buku (ku tak perlu sebutin judulnya).
Aku membuat semacam pengelompokan orang-orang dari status-statusnya serta foto-foto mereka. Sebenarnya secara tidak langsung status-status itu mewakili jiwa sang penulisnya. Aku terkadang menemukan kejutan-kejutan kecil saat melihat orang-orang tertentu yang dapat berubah secara perlahan dengan sifat dan kepribadiannya. Ada juga yang status saling berkaitan misalnya gini, si Aco tulis "aku pergi karena kau terlalu sempurna". lalu distatus lain pada profil yang berbeda misalnya Acce, ia tulis "pergilah kau, pergi dari hidup-ku by sherina Munafik". Jika dperhatika secara seksama ini jelas ada keterkaitan antara status si Aco dengan si Acce.
Lain juga dengan foto-foto yang di upload oleh para sosial network maniak. Misalnya foto-foto saat berduan dengan pacar dengan mulut yang berjarak hanya 7,51 sentimeter. Saya bisa perkirakan bagaimana keduanya menahan nafas karena bau mulut mereka tidak ada yang mau ditahu. Ada juga foto-foto narsis abege-abege dengan sudut foto diatas kepala dengan mata hitam yang tergantung (lumayan menyiksa).
Sebagai agen rahasia aku harus memandang segala temuan yang aku dapat dengan universal dan tidak boleh berpihak. Hal yang paling membuat hancur (tapi harus ditahan) saat melihat foto si doi (cewe yang secara rahasia aku suka) bermesraan dengan pacarnya, tapi aku harus tetap profesional.
Ada satu foto yang aku anggap paling menakjubkan. Kalian tahu ngak friends orang ini sehari-hari akan menghindar saat asap rokok antri di depan hidungnya. orang ini anti rokok kelas wahid, tapi entak karena apa ia berubah.
Kalau dilihat dari gaya-nya menikmati rokok, orang ini mengidap ke-galau-an yang amat dalam. Tapi saat saya wawancara khusus dengan narasumber, ia ngaku saat itu lagi ada rapat, ia pusing trus ditawari sebatang rokok sama temanya. Ia dengan sadar menikmatinya.
Comments
Post a Comment