Bukan Gambar Asli Petugas Kebersihana Kampus di Universitas Hasanuddin |
Jika siang tiba mereka kembali harus melukis di emperan koridor kampus, di sudut lantai paling menjijikkan dan di di pinggiran Water Closed penuh tinja yang mengapung. banyak yang tahu tapi sedikit yang ingin tahu.
Yang tak sopan, yang tak diajarkan tata krama tetap bersantai ria di atas lantai yang telah mereka sapu dengan susah payah. Tak ada kata maaf walau sekedar simpati dan rasa bersalah. Bahkan terkadang sedikit memandang hina.
Aku belum mengerti bagaimana para pasukan abdi kebersihan kampus itu menata hatinya. Melihat teman sebaya dengan posisi dan tata hidup yang jauh berbeda. Jika aku berada pada posisi demikian maka aku sungguh benar tak mampu. Aku tak mampu, sungguh.
Semestinya kita yang agen perubahan mesti malu, semestinya juga kita mampu mengubah ini. Di pundak dan di lorong pemikiran kita yang brilian lah mereka menaruh harapan untuk dapat mengubah keadaannya. Mereka adalah korban nyata dari keram-nya inovasi manajemen pemimpin, dan tak becus-nya abdi negara. Kemiskinan telah menjajah mereka dan secara sederhana menjadikan mereka pekerja paksa yang bernama Cleaning Service.
Comments
Post a Comment