Skip to main content

Menaruh Sedikit Simpati

Bukan Gambar Asli
Petugas Kebersihana Kampus
di Universitas Hasanuddin
Tak banyak yang tahu hal ini, atau mungkin banyak yang tahu tapi sedikit yang ingin tahu. Sejak pagi buta, sebelum para agen-agen perubahan yang MAHA itu datang mereka telah bergelut dengan comberan yang memuakkan. Pakaian dinas hitam dengan semua sisinya diwakili warna orange. Tak perlu ada rasa malu, baginya hidup untuk besok adalah belati yang telah menewaskan mahluk Tuhan yang bernama malu.
Jika siang tiba mereka kembali harus melukis di emperan koridor kampus, di sudut lantai paling menjijikkan dan di di pinggiran Water Closed penuh tinja yang mengapung. banyak yang tahu tapi sedikit yang ingin tahu.
Yang tak sopan, yang tak diajarkan tata krama tetap bersantai ria di atas lantai yang telah mereka sapu dengan susah payah. Tak ada kata maaf walau sekedar simpati dan rasa bersalah. Bahkan terkadang sedikit memandang hina.
Aku belum mengerti bagaimana para pasukan abdi kebersihan kampus itu menata hatinya. Melihat teman sebaya dengan posisi dan tata hidup yang jauh berbeda. Jika aku berada pada posisi demikian maka aku sungguh benar tak mampu. Aku tak mampu, sungguh.

Semestinya kita yang agen perubahan mesti malu, semestinya juga kita mampu mengubah ini. Di pundak dan di lorong pemikiran kita yang brilian lah mereka menaruh harapan untuk dapat mengubah keadaannya. Mereka adalah korban nyata dari keram-nya inovasi manajemen pemimpin, dan tak becus-nya abdi negara. Kemiskinan telah menjajah mereka dan secara sederhana menjadikan mereka pekerja paksa yang bernama Cleaning Service.


Comments

Popular posts from this blog

Sandra Yang Kukenal

Sandra Dewi Hubungan saya dengan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung itu tidak sedekat dulu. Perbedaan keyakinan dan kesibukan masing-masing membuat kami jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ketika Sandra Dewi memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2001 untuk melanjutkan kuliahnya, saya tetap tetap tinggal di kampung saya di Galesong dan melanjutkan sekolah di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Kecantikannya membuat wanita penggemar Disney ini banyak dilirik oleh produser dunia hiburan di Jakarta. Awalnya hanya ikut kontes kecantikan, ia menang. Setelahnya, karirnya terus menanjak. Sandra, begitu saya sering memanggilnya dulu, ini terlibat di beberapa proyek film layar lebar yang membuat namanya semakin tenar. Ia kemudian mencoba peruntungan di dunia tarik suara, kurang sukses, tapi namanya sudah terlanjur tenar. Karena tuntutan profesi dan cicilan yang masih banyak, Sandra kemudian menjadi presenter sebuah acara musik di stasiun TV swasta di Jakarta. Acara ini berlangsung cuku...

Menu Yang Sama

Penjual Daging Ayam di Bontopajja Waktu seperti berhenti di tempat jagal ayam potong. Bunyi pisau menyayat setiap bagian danging dan tulang ayam, menghadirkan irama yang perlahan menyadarkankanku, Ramadan akan segera beranjak pergi. Semacam ritual tahunan menjelang hari raya idul Fitri. Tahun ini giliranku mencari bahan opor ayam. Pukul sebelas lebih sedikit, saya memilih datang lebih awal saat antriannya belum ramai. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya waktu sore menjadi saat yang tidak saya sarankan datang ke tempat jagal ini. Menu opor telah menjelma sebagai rasa yang mewakili kepergian bulan ramadan. Karinya seperti ucapan "see you goodbye". Aroma kelapa dan santannya menjadi pelatuk momen perpisahan. Besok tak sama lagi walau menu yang hadir mungkin sama. Kehangatan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriah ini memang tak ada tandingannya. Dahaga dan lapar adalah bumbu dari perjuangan sebulan lamanya. Entah dari mana tetapi magis bulan ramadan selalu sama dan akan tetap...

Ridwan Sau dan Gen Z

Ridwan Sau Ridwan Sau seperti mendapatkan angin keduanya di era sosial media ini. Pelantung lagu daerah berbahasa Makassar yang tenar di awal era 2000-an kini kembali sibuk mengisi panggung-panggung di sekitaran Sulawesi. Lagunya yang akrab di teliga remaja 90-an ke bawah ini juga ternyata bisa sangat diterima oleh generasi-Z. Fenomena Ridwan Sau, menjadi bukti bahwa lagu-lagu pop daerah tak lekang oleh waktu. Di era digital ini, di mana musik modern dan internasional mendominasi, lagu-lagu lawas seperti yang dipopulerkan oleh Ridwan Sau kembali digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Media sosial, seperti TikTok dan YouTube, menjadi platform utama yang mempopulerkan kembali lagu-lagu pop daerah. Gen Z, yang dikenal aktif di media sosial, terpapar dengan konten-konten kreatif yang menggunakan lagu-lagu tersebut. Data menunjukkan bahwa 85% Gen Z di Indonesia menggunakan TikTok [Sumber: Katadata]. Platform ini telah melahirkan tren baru, seperti "dance challenge" dan ...